Kur Bri Bikin Nasabah Di Sinabang Naik Kelas

Jakarta - Berbatasan dengan Samudera Hindia langsung, warga di Kota Sinabang, Simeulue Aceh dominan punya mata pencaharian sebagai nelayan. Namun, Simeulue ialah pulau yang unik. Tanahnya juga subur ditanami kelapa, padi dan juga cengkeh.
Baca Juga
Kepala Unit BRI Sinabang Deny Syahputra menyampaikan per Juli 2019, sudah ada Rp 12,2 miliar dana KUR yang tersalurkan untuk warga Pulau Simeulue. Mayoritas KUR terdiri dari sektor perkebunan, dan juga nelayan.
"Di sini ada (KUR) untuk kelapa,di sini (usahanya) bagus. Karena nasabah BRI yang kelapa ini eksklusif jual ke pabriknya. Kedua cengkeh, lancar juga. Karena mungkin panennya setahun sekali kan," terang Deny beberapa waktu lalu.
![]() |
Salah satu nasabah BRI unit Sinabang ialah Rasudin. Ia mempunyai perjuangan pengolahan kelapa. Diceritakan Rasudin, awalnya ia meminjam KUR di BRI sebesar Rp 20 juta. Uniknya, ia memakai kredit untuk membeli lahan.
"Pertama kali pinjam Rp 20 juta. Saya pakai untuk membeli lahan," tuturnya.
Bukan tanpa alasan, ia menentukan untuk membeli lahan sebagai tabungan modal usahanya ke depan. Saat ini, ia memang tengah menjalankan perjuangan pengolahan kelapa yang dijual ke pabrik.
"Jadi bahu-membahu pabrik di Aceh (Simeulue) hanya ada dua. Satu VCO (Virgin Coconut Oil) dan tepung. Kelapa aku lebih dijual untuk menjadi tepung meski kecil. Tergantung pabriknya yang mana," kata Rasudin.
Kini, perjuangan rumahan lelaki yang sudah memasuki usia kepala lima ini sudah bisa mempekerjakan 20 orang. Semuanya terdiri dari ibu-ibu di sekitar daerah tinggalnya.
"Saya besar hati bisa membuka lapangan pekerjaan di sini, walaupun hidup aku pas-pasan. Dulu aku melaut, hidupnya bahagia 30 tahun lebih. Saya ga pernah terpikir buat beli tanah dan dijadikan lahan produktif," ungkapnya.
![]() |
Lain Rasudin lain lagi Wahyuni (38). Bersama sang suami, perempuan yang bersahabat disapa Ayu ini memulai usahanya kecil-kecilan. Setelah usahanya mulai berkembang, Ayu kemudian memberanikan diri untuk meminjam modal ke BRI.
"Saya bilang sama suami, 'Pak kita tuh gak bisa lepas dari bank mau gimana pun'," kenangnya ketika menirukan ucapannya kepada suami.
Dulu, ia ragu untuk meminjam uang ke bank. Namun, alasannya ialah kondisi usahanya yang butuh pengembangan balasannya ia pinjam KUR dengan nilai Rp 150 juta dengan tenor dua tahun.
"Alhamdulillah lancar, dan usahanya juga jadi (besar) menyerupai sekarang," ungkapnya.
Semula, ia memakai KUR untuk menciptakan penampungan hasil tangkapan bahari menyerupai ikan, udang dan lobster. Kini, ia pun mengambil kredit komersil yang besar untuk dipakai buat membeli kapal nelayan.
Wahyuni dan sang suami kini telah mempunyai enam kapal dan bisa menciptakan pabrik es kerikil yang dijual ke seantero pulau.
Sumber detik.com