Tips Kelola Uang Semoga Sukses Jadi Perias Mayat

Jakarta -
Perias mayat merupakan salah satu profesi yang masuk dalam kategori informal. Pemasukannya tergantung dari job yang datang.
Jika lagi banyak panggilan tentu tidak pusing memikirkan kebutuhan sehari-hari. Tapi kalau sedang sepi job dapat bikin stres.
Perencana Keuangan Andy Nugroho menjelaskan, sesungguhnya bagi perias mayat yang penghasilannya tidak menentu alokasi untuk pengeluarannya sama dengan formula pengeluaran untuk karyawan biasanya.
"55% untuk konsumsi sehari-hari, termasuk di dalamnya membayar cicilan utang bila ada," terangnya kepada detikcom, Minggu (22/9/2019).
Lalu sekitar 10% untuk ditabung atau investasi, 10% untuk dana darurat, 10% kesenangan pribadi, 5% untuk amal dan yang membedakan ialah 10% untuk meningkatkan skill dalam mencari uang.
Kemudian yang membedakan, bagi pekerja informal yang pemasukannya tidak menentu ialah memprioritaskan untuk menabung atau investasi dan dana darurat. Porsinya dapat diperbesar.
"Walaupun mungkin presentasenya tidak selamanya dapat ideal, sebaiknya tetap dilakukan. Ketika sedang banyak orderan dan rejeki, tidak ada salahnya untuk diperbesar presentase menabungnya," tanbahnya.
Bila memungkinkan lagi, Andy menyarankan supaya dapat juga untuk mulai menyisihkan tabungan jangka panjang. Fungsinya untuk tabungan hari bau tanah sesudah pensiun. Berbeda dengan karyawan yang biasanya perusahaan sudah menyiapkan dana pensiun.
Di sisi lain, Andy juga menekankan, pekerja informal harus lebih bijak dalam gaya hidup dan pengeluaran untuk kesenangan pribadi.
"Bukan dihentikan untuk bersenang-senang, namun bila kondisi sedang tidak memungkinkan atau sepi orderan, sebaiknya kurangi atau skip dulu memberi reward bagi diri sendiri," tambahnya.
Terakhir, beliau menyarankan supaya perias mayat juga tidak mengabaikan asuransi dan yang paling penting asuransi kesehatan. Paling tidak dapat menjadi penerima BPJS Kesehatan.
"Atau juga dapat ditambah dengan asuransi swasta. Sehingga ada yang mem-backup biaya perawatan kesehatan bila sakit. Budget pembayaran premi asuransi tersebut dimasukkan ke pos pengeluaran konsumsi rutin tersebut," tutupnya.
Baca Juga
Kemudian yang membedakan, bagi pekerja informal yang pemasukannya tidak menentu ialah memprioritaskan untuk menabung atau investasi dan dana darurat. Porsinya dapat diperbesar.
"Walaupun mungkin presentasenya tidak selamanya dapat ideal, sebaiknya tetap dilakukan. Ketika sedang banyak orderan dan rejeki, tidak ada salahnya untuk diperbesar presentase menabungnya," tanbahnya.
Bila memungkinkan lagi, Andy menyarankan supaya dapat juga untuk mulai menyisihkan tabungan jangka panjang. Fungsinya untuk tabungan hari bau tanah sesudah pensiun. Berbeda dengan karyawan yang biasanya perusahaan sudah menyiapkan dana pensiun.
Di sisi lain, Andy juga menekankan, pekerja informal harus lebih bijak dalam gaya hidup dan pengeluaran untuk kesenangan pribadi.
"Bukan dihentikan untuk bersenang-senang, namun bila kondisi sedang tidak memungkinkan atau sepi orderan, sebaiknya kurangi atau skip dulu memberi reward bagi diri sendiri," tambahnya.
Terakhir, beliau menyarankan supaya perias mayat juga tidak mengabaikan asuransi dan yang paling penting asuransi kesehatan. Paling tidak dapat menjadi penerima BPJS Kesehatan.
"Atau juga dapat ditambah dengan asuransi swasta. Sehingga ada yang mem-backup biaya perawatan kesehatan bila sakit. Budget pembayaran premi asuransi tersebut dimasukkan ke pos pengeluaran konsumsi rutin tersebut," tutupnya.
Simak Video "Tol Layang Jakarta-Cikampek Bisa Dipakai Mulai 20 Desember 2019"
[Gambas:Video 20detik]
Sumber detik.com