Kala Rahardi Ramelan Mengenang Habibie Sampai Saddam Hussein

Jakarta -
Pertemanan Prof Rahardi Ramelan dengan BJ Habibie terjalin semenjak 1961. Kala itu, Habibie menjadi inisiator dan ketua konferensi pembangunan para mahasiswa Indonesia di Eropa. Sementara Rahardi yang tengah menimba ilmu bidang teknik mesin di Praha, Cekoslowakia menjadi sekretaris umum yang banyak bekerja di belakang layar.
Sejak itu, Habibie hampir selalu melibatkan Rahardi untuk banyak sekali proyek berteknologi tinggi. Sebut saja pembuatan Airbus A300B pada 1969-1974, Helikopter BO-105, sampai kapal tanker LNG milik Pertamina. Rahardi pula yang dipercaya menjadi salah satu administrator di IPTN dan Pindad, sampai menjadi Kepala BPPT ketika Habibie menjadi wakil presiden. Tak heran jikalau ia dianggap sebagai 'tangan kanan' Habibie. Ketika Habibie menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto, ia dipercaya menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, merangkap Kepala Bulog.
![]() |
Tapi ketika Habibie wafat pada 11 September lalu, Rahardi tak terlihat melayat. Ada yang mengira ia masih sakit hati dan dendam kepada sebab pernah dibiarkan masuk LP Cipinang selama 13 bulan, semenjak 16 Agustus 2005 - 20 September 2006. Rupanya ketika mendapat kabar Habibie wafat, lelaki kelahiran Sukabumi, 12 September 1939 itu sedang di Kolombo. Tumbu Tri Iswari Astianni, istri yang ikut mendampinginya sempat menawari untuk pulang ke Jakarta. Tapi ia memutuskan untuk mendo'akan dari jauh saja, dan memberikan sedih cita kepada keluarga Habibie melalui telepon.
"Saya dan istri tidak ada dendam, kami tetap bersahabat. Bagaimana pun ia senior dan sudah saya anggap menyerupai kakak. Istri saya juga dekat dengan Ibu Ainun. Sepulang dari Kolombo kami eksklusif ke pemakaman dan tahlilan di sana," kata Rahardi kepada Tim Blak-blakan detikcom.
Untuk diketahui, PN Jakarta Selatan pada Desember 2004 menghukum Rahardi dua tahun sebab dianggap terbukti bersalah dalam kasus Bulog. Habibie sebagai mantan Presiden pernah memperlihatkan kesaksian lewat teleconference dari Jerman. Rahardi mengaggap kesaksian Habibie soal pencairan dana Bulog tidak akurat sehingga merugikan dirinya. Dia mengajukan banding sampai kasasi. Tapi Mahkamah Agung tetap menghukumnya 2 tahun. Rahardi dengan kesatria mendatangi Kejaksaan untuk menjalani eksekusi.
Selain membicarakan sosok Habibie, Rahardi yang masih tampak bugar dan enerjik di usia 80 tahun juga mengisahkan pengalamannya bertemu Presiden Irak Saddam Hussein. Kala itu, sebagai Menperindag / Kabulog ia mendapat kiprah dari Habibie untuk mengirim obat-obatan, alat komunikasi, dan banyak sekali produk pangan untuk rakyat Irak. Imbalannya, Indonesia boleh membeli minyak dan mendapat lopkasi pengeboran bagi pengusaha Indonesia.
"Kami disambut meriah di sebuah hotel, tapi sebelum masuk harus menginjak keset bergambar Presiden AS George W. Bush," ungkapnya diringi tawa kecil.
Pada pecahan lain, Rahardi juga mercerita soal macam-macam koleksinya, mulai Mercedes, lukisan, sampai gamelan. Juga mengungkapkan rahasianya tetap bugar di usia 80 tahun. Selengkapnya, saksikan Blak-blakan Rahardi Ramelan "Mengenang Habibie sampai Saddam Hussein" di detik.com, Jumat (18/10/2019).
Sumber detik.com