Dicari Partner Bisnis di Sukabumi Info 0852 8533 5977

Mau Kaya! : Ikuti 5 Pesan Tersirat Miliarder Terkaya Dunia Yang Awalnya Miskin

Anda pastinya sudah tidak ajaib lagi dengan nama Warren Buffett dan Bill Gates. Keduanya merupakan jajaran tiga besar orang terkaya di dunia. Tapi Anda pasti belum terlalu erat dengan Amancio Ortega. Pria asal Spanyol pemilik merk fesyen Zara ini termasuk ke dalam trio terkaya di dunia. Bahkan kekayaan Ortega telah jauh melampaui Warren Buffet, sehingga menempatkannya di belakang Bill Gates. Buffet dikenal sebagai pembicara ulung sehingga sering tampil di media. Sedangkan Gates merupakan guru bisnis dengan kisah kesuksesan yang selalu ditunggu.

Namun Ortega justru terkesan menghindari media di dikala kekayaannya tumbuh sampai US$ 77 miliar. Tidak hanya itu saja, ia juga memiliki toko retail yang tersebar di 100 negara berbeda dan menjadi pemilik merk Massimo Dutti dan Pull & Bear.

Satu lagi, bahwa mereka awalnya bukan orang kaya atau anak orang kaya yang menjadi kaya sesudah menerima warisan dari orang amis tanah mereka. Tapi mereka mampu mengubah nasib mereka menjadi orang paling kaya di dunia. Tentu kesuksesan yang mereka capai dikala ini bukan dengan mudah, tapi dibumbui dengan kerja keras, kesungguhan, dan niat yang kuat

Anda yang berprofesi sebagai entrepreneur mampu mengambil pelajaran lewat perjalanan sukses Amancio Ortega berikut ini yang dihimpun dari biografi dan aneka macam wawancara dikutip dari CekAja.com:

Pelajaran pertama: kecepatan yakni segalanya

Anda pastinya sudah tidak ajaib lagi dengan nama Warren Buffett dan Bill Gates Mau Kaya! : Ikuti 5 Hikmah Miliarder Terkaya Dunia Yang Awalnya MiskinSaat Ortega mendirikan Zara di tahun 1975, ia sampai harus terjungkal demi menerima stok pakaian terbaru bagi Zara. Strategi Ortega yakni untuk mengganti koleksi Zara setiap seminggu dua kali.

Kecepatan telah menjadi ciri khas dari bisnis Ortega. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh pesaingnya. Di dikala sebuah dress yang dipertontonkan di ajang Fashion Week gres ada di department store beberapa bulan kemudian, Zara sudah menjualnya dengan model persis sama seminggu kemudian.

Pelajaran kedua: terobsesi dengan impian konstumer

"Pelangganlah yang menggerakkan bisnis,” tulis Ortega dalam laporan tahunan Inditex tahun 2009. Dan ia secara konsisten menjalankan prinsip ini.

"Pelanggan harus terus menjadi prioritas dan perhatian utama, baik dalam proses pembuatan koleksi busana dan desain toko, sistem logistik, dan acara lainnya."

Produk-produk Zara lahir dari pengamatan apa yang konsumen pakai dan mendengarkan apa yang mereka ingin pakai. Zara tidak menyetok persediaannya berdasarkan katalog fashion show, namun perusahaan melacak fesyen blogger dan mendengarkan pelanggan sebagai gantinya. Hal ini memungkinkan Zara untuk beradaptasi dengan tren sesuai musim.

Namun prinsip ini rupanya tidak disetujui oleh CEO Amazon Jeff Bezos. Pada 2015, Bezos menulis surat kepada pemegang saham Amazon yang bunyinya: "Banyak perusahaan yang berfokus pada pelanggan, tapi bagi perusahaan teknologi, fokus pada kompetitor lebih penting.

Perusahaan teknologi melihat apa yang orang lain lakukan, dan kemudian bekerja cepat untuk mengikuti apa yang kompetitor lakukan.”

Pelajaran ketiga: mengontrol ketersediaan

Di dikala perusahan fesyen lain memproduksi pakaiannya di China lantaran upah buruh yang murah; Zara, Massimo Dutti dan Pull&Bear konsisten meproduksi produknya di Spanyol, Portugal, dan Mariko. Desain karya Ortega dibuat di pabriknya sendiri dan dijaghit oleh penjahit lokal.

Cara ini membuat perusahaannya cepat tanggap terhadap tren terbaru. Inilah mengapa stok di toko-toko milik Ortega benar-benar produk yang diincar kostumer sehingga jarang tersisa.

Pelajaran keempat: Jangan jadi kacang lupa kulit

Ortega bukan berasal dari keluarga kaya. Dia putus sekolah sejak usia 14 tahun untuk bekerja. Ayahnya merupakan pekerja kereta api dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Ibunya pernah diusir oleh seorang pramuniaga toko lantaran ingin berutang demi membeli kebutuhan keluarga.  

Ortega tetap mempertahankan gaya hidup sederhana. Pria berusia 80 tahun ini berbaur dengan pegawainya di kantor pusa Inditex di kota kelahirannya La Coruna. Meski sudah berusia lanjut, ia masih bekerja. Dia tidak pernah lelah meladeni ide-ide gres dari pegawainya.

Pelajaran kelima: Tidak pernah berhenti berinovasi

“Hal terburuk yang mampu melemahkan seseorang yakni rasa bepuas diri,” kata Ortega, “karena sukses bukan jaminan. Aku tidak pernah membiarkan diriku puas dengan apa yang telah kulakukan, dan saya selalu mencoba menanamkan hal ini pada setiap orang di sekitarku."

Karena menurutnya, saat seseorang berpuas diri, orang tersebut akan berhenti berinovasi.  "Jika Anda ingin berinovasi, jangan berfokus pada hasil."

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel