Tekan Npl, Btn Akan Lelang Agunan Kredit Bermasalah
Jakarta - Gejolak ekonomi global dan domestik menciptakan administrasi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) merombak seni administrasi bisnisnya. Salah satu seni administrasi yang dijalankan juga menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL).
Direktur Utama Bank BTN, Maryono menjelaskan, ada sejumlah pembiasaan RBB dengan mempertimbangkan kinerja bisnis perseroan. Perubahannya mencakup pertumbuhan kredit sampai simpulan tahun yang diprediksi berkisar 10-12% , sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) diprediksi juga tumbuh di level yang sama yaitu 10-12%, serta aset ditargetkan dapat tumbuh di kisaran 8-10%.
"Target pertumbuhan DPK dan kredit kami masih di atas RBB industri perbankan yang berada di angka 9-11% untuk kredit dan DPK yang hanya tumbuh 7 sampai 9%, kami optimistis kinerja Bank BTN tetap dalam jalurnya atau on track," ucapnya kepada detikFinance belum usang ini.
Dengan proyeksi meningkatnya penyaluran kredit, BTN juga akan lebih ketat dalam menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dengan melelang agunan KPR yang bermasalah. Perusahaan menargetkan NPL gross tetap dijaga di bawah 2,5%.
"Pengendalian NPL kami lakukan lewat pelelangan agunan yang tidak perform kepada developer maupun ke investor properti," kata Maryono.
Sejumlah seni administrasi dijalankan Bank BTN untuk meraup pendanaan dan meningkatkan pertumbuhan kredit. Untuk Pendanaan, Bank BTN melaksanakan kombinasi antara dana dari wholesale funding menyerupai penerbitan obligasi berkelanjutan tahap II dan mengejar dana murah dari produk tabungan dan deposito.
Adapun segmen kredit yang digenjot yaitu KPR non subsidi, kredit komersil dan kredit konstruksi. Ada beberapa hal yang jadi stimulus pertumbuhan kredit pada semester kedua tahun ini di antaranya kebijakan BI melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM).
Selain itu BI juga telah memangkas suku bunga contoh atau BI 7days reverse repo rate menjadi 5,75%, seruan kredit terutama properti yang masih tinggi, serta stabilnya suhu politik pasca Pemilu Presiden lalu.
Lebih lanjut pada Rencana Bisnis Bank (RBB), Maryono juga memberikan revisi dari sasaran rasio perbankan diantaranya, Rasio Kecukupan Modal dan rasio kredit macet dengan tetap menyesuaikan dengan hukum regulator. Untuk Capital Adequate Ratio (CAR) ditargetkan Maryono dapat bertahan pada kisaran 17-19%.
Simak Video "Berapa Harga Baru Rumah Bersubsidi Bebas PPN?"
[Gambas:Video 20detik]
Sumber detik.com