Dicari Partner Bisnis di Sukabumi Info 0852 8533 5977

Ekonomi Bergejolak, Btn Rombak Seni Administrasi Bisnis

Foto: Agung PambudhyFoto: Agung Pambudhy

Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengubah taktik bisnisnya tahun ini. Hal itu dilakukan karena melihat situasi ekonomi domestik maupun global yang kurang bersahabat.

Beberapa hal yang dianggap menjadi tantangan bagi perusahaan ialah pertumbuhan ekonomi dunia dan domestik yang diperkirakan melambat akhir berkepanjangannya perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta turunnya harga komoditas.

Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi di 2019 hanya sebesar 2,6% lebih rendah dibandingkan prediksi awal sebesar 2,9%. Perlambatan tersebut direspon sejumlah Negara dengan kebijakan moneter yang berdampak pada industri perbankan.

BTN pun telah melaksanakan kajian ekonomi makro dengan mengubah perkiraan makro karena pertumbuhan ekonomi uang diperkirakan lebih rendah dari perkiraan awal. Sehingga suku bunga pola BI 7 days reverse repo rate diperkirakan terus turun seiring dengan inflasi yang relatif stabil.

"Penyesuaian Rencana Bisnis Bank (RBB) perlu dilakukan alasannya ialah mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang ada dan melihat perkembangan industri perbankan dalam negeri yang cenderung mengalami pengetatan likuiditas," demikian kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono kepada detikFinance belum usang ini.


Maryono menjelaskan, ada sejumlah pembiasaan RBB dengan mempertimbangkan kinerja bisnis perseroan. Perubahannya mencakup pertumbuhan kredit hingga simpulan tahun yang diprediksi berkisar 10-12% , sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) diprediksi juga tumbuh di level yang sama yaitu 10-12%, serta aset ditargetkan sanggup tumbuh di kisaran 8-10%.

"Target pertumbuhan DPK dan kredit kami masih di atas RBB industri perbankan yang berada di angka 9-11% untuk kredit dan DPK yang hanya tumbuh 7 hingga 9%, kami optimistis kinerja Bank BTN tetap dalam jalurnya atau on track," kata Maryono.

Sejumlah taktik dijalankan Bank BTN untuk meraup pendanaan dan meningkatkan pertumbuhan kredit. Untuk Pendanaan, Bank BTN melaksanakan kombinasi antara dana dari wholesale funding menyerupai penerbitan obligasi berkelanjutan tahap II dan mengejar dana murah dari produk tabungan dan deposito.

Adapun segmen kredit yang digenjot ialah KPR non subsidi, kredit komersil dan kredit konstruksi. Ada beberapa hal yang jadi stimulus pertumbuhan kredit pada semester kedua tahun ini di antaranya kebijakan BI melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM).

Selain itu BI juga telah memangkas suku bunga pola atau BI 7days reverse repo rate menjadi 5,75%, ajakan kredit terutama properti yang masih tinggi, serta stabilnya suhu politik pasca Pemilu Presiden lalu.


Dengan proyeksi meningkatnya penyaluran kredit, BTN juga akan lebih ketat dalam menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Perusahaan menargetkan NPL gross tetap dijaga di bawah 2,5%.

"Pengendalian NPL kami lakukan lewat pelelangan agunan yang tidak perform kepada developer maupun ke investor properti," kata Maryono.

Lebih lanjut pada RBB, Maryono juga memberikan revisi dari sasaran rasio perbankan diantaranya, Rasio Kecukupan Modal dan rasio kredit macet dengan tetap menyesuaikan dengan hukum regulator. Untuk Capital Adequate Ratio (CAR) ditargetkan Maryono sanggup bertahan pada kisaran 17-19%.

Selain itu Maryono memperlihatkan klarifikasi terkait planning agresi korporasi yang sudah direncanakan sebelumnya akan tetap dilaksanakan untuk sanggup direalisasikan sesuai planning bisnis.

Seperti akuisisi Perusahaan Modal Ventura untuk menjadi 'vehicle' mempunyai saham di LinkAja dan merampungkan proses akuisisi PT PNM Investment Management (PNMIM) yang ketika ini masih terus berjalan untuk hingga pada ujung dari planning akuisisi tersebut, dimana pada simpulan Juni kemudian sudah diselesaikan transaksi tahap 1.

"Sesuai ijin OJK kita terus jalankan proses ini hingga lebih banyak didominasi saham PNMIM secara ketentuan sudah terpenuhi untuk kita akuisisi," tegas Maryono.


Ekonomi Bergejolak, BTN Rombak Strategi Bisnis


Simak Video "Berapa Harga Baru Rumah Bersubsidi Bebas PPN?"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel