Ibu Sukabumi Bunuh Anak Angkat, Komnas Pa: Seakan-Akan Kasus Engeline Bali

Sukabumi -Anak wanita berusia lima tahun di Kota Sukabumi, Jawa Barat, tewas di tangan keluarga angkatnya sendiri. Kisah duka mengiringi kematian korban yang diangkat anak oleh keluarga tersangka selama empat tahun itu.
Baca Juga
Arist berharap kasus-kasus serupa terhadap anak tidak terus berulang di Indonesia. Kasus yang ketika ini terjadi di Sukabumi harus menjadi momentum supaya insiden kekerasan terhadap anak tidak kembali terulang.
"Enggak boleh lagi ini, masalah ini harus dijadikan momentum gerakan proteksi anak yang tidak lagi melihat kejahatan anak itu hanya urusan rumah tangga masing-masing. Bisa terjadi jikalau kota dan kabupaten mencanangkan gerakan proteksi anak sekampung yang terintegrasi dengan gerakan layanan di perangkat desa dan dapat mengeluarkan Perdes untuk melindungi anak," tutur Arist.
Ia menilai selama ini dominan pemerintah kawasan masih mengabaikan problem kekerasan terhadap anak. Padahal ketika ada proteksi penuh maka insiden serupa tidak akan kembali terjadi. "Padahal anggaran untuk itu ada dan cukup besar," ucap Arist.
Saat berbincang dengan Arist, SR menangis. Aksi pembunuhan itu SR ceritakan kembali kepada Arist.
Ia menyebut tangisan SR ialah hal yang biasa ditemui ketika pelaku kejahatan meratapi perbuatan sesudah terjadi. "Dalam agresi kejahatan atau perbuatan tidak terpuji kan selalu disesali, hal biasa beliau menangis. Kalau saya lihat dari ketiga pelaku tidak ada beban psikologis," kata Arist.
Sekadar diketahui, insiden kekerasan terhadap anak wanita berjulukan Engeline di Bali, menggegerkan publik. Korban yang berusia delapan tahun itu dianiaya dan dibunuh ibu angkatnya, Margriet C Megawe. Pembunuhan biadab itu terjadi di rumah Margriet di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali, pada 16 Mei 2015.
Mayat Engeline dikubur oleh Agus Tay, pembantu Margriet, di pekarangan rumah yang berada di bawah sangkar ayam. Belakangan, masalah ini terungkap dan ditangkaplah Margriet dan Agus Tay.
Sumber detik.com