Soroti Emon Dan Bocah Dibunuh, Komnas Pa: Sukabumi Tak Ramah Anak

Sukabumi -Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menyoroti beberapa kasus kejahatan seksual yang mengakibatkan anak sebagai korban. Peristiwa inses antara ibu dan dua anak kandung yang berujung pembunuhan bocah wanita di Kota Sukabumi, Jawa Barat, merupakan insiden yang luar biasa dan tidak biasa.
Baca Juga
Melihat kondisi tersebut, berdasarkan Arist, Kota Sukabumi masih jauh dari predikat kota ramah anak. "Kawan-kawan sebagian mungkin masih ingat kejadian awal bagaimana Emon melaksanakan kejahatan seksual kepada lebih dari 114 anak yang terjadi di Sukabumi," kata Arist di Sukabumi, Selasa (1/10/2019).
"Layak anak itu harus dimulai dari rumah, gres lingkungan sosial, lalu kebijakan-kebijakan. Kaprikornus yang terjadi di Sukabumi itu tidak ramah anak. Karena rumah sebagai benteng terdepan melindungi anak malah roboh," ujarnya.
Menurut Arist, pemberdayaan masyarakat menempatkan anak sebagai anak semua, sehingga warga sanggup saling menguatkan dan saling mengontrol ketika ada pelanggaran terhadap anak.
"Kita dua tahun ini kita membangun apa yang kita sebut gerakan kontribusi anak sekampung. Anakmu yakni anakku, cucumu yakni cucuku, itu yang harus dilakukan. Kalau Sukabumi mau menuju kota layak anak, ya harus dimulai ramah anak dari rumah, gres lingkungan sosial," tuturnya.
"Sukabumi perlu pembenahan, alasannya yakni semenjak kasus Emon itu tidak ada perubahan. Kejahatan seksual terus meningkat di Sukabumi," Arist menambahkan.
Sebagaimana dilihat detikcom dari website resmi Pemkot Sukabumi, tempat dikenal dengan penganan moci itu telah menerima penghargaan Kota Layak Anak Tingkat Madya untuk keenam kalinya dari pemerintah pusat. Penghargaan tersebut disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise kepada Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi ketika peringatan Hari Anak Nasional 2019.
Tonton juga video Soal Ibu Inses dan Bunuh Anak, Komnas PA: Kejahatan Luar Biasa:
Sumber detik.com