Gawat! Kuota Rumah Subsidi Menipis, Mbr Terancam Susah Sanggup Rumah
Jakarta - Para pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) berharap pemerintah menambah kuota akomodasi likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Sebab sisa kuota FLPP untuk berdiri rumah subsidi sudah hampir habis.
Ketua Umum REI Soelaeman Soemawinata menjelaskan, tahun ini kuota anggaran FLPP hanya untuk membangun 168 ribu unit. Namun kalau disetarakan dengan peningkatan harga anggaran itu hanya bisa membangun 155 unit.
Menurut sejarah studi empiris rumah subsidi itu rata-rata kenaikannya 30-40 ribu/tahun. Di 2018 itu ada 256 ribu unit, berarti harusnya tahun ini sekitar 286 ribu unit. Tahun ini kok ada penurunan jadi 168 ribu unit, atau kalau diasumsikan harga gres hanya 155 ribu unit," ungkapnya beberapa hari yang kemudian dikala berbincang dengan media.
Pria yang erat disapa Eman itu menjelaskan, pada Mei 2019 saja sisa kuota rumah subsidi hanya tinggal 50 ribu unit. Sementara sampai Juli 2019 sisanya tingga 20 ribu unit lagi.
"Itu dalam sebulan juga sudah habis," tambahnya.
Oleh alasannya yaitu itu pihaknya berharap pemerintah bisa menambah kuota FLPP. Kementerian PUPR sendiri sudah mengajukan aksesori anggaran FLPP sebesar Rp 8,66 triliun.
"Angka itu setara 70-80 ribu uni aksesori kuota. Jika per Juli sisa 20 ribu unit, maka kalau ditambah dengan aksesori anggaran itu bisa ada aksesori 100 ribu unit," terang Eman.
Selain itu ada juga aksesori sumbangan dari sumbangan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2TB) sekitar Rp 1 triliun yang bisa membangun sekitar 30 ribu unit. Jika ditotal maka pembangunan rumah subsidi tahun ini bisa mencapai sekitar 85% dari target.
Kondisi dikala ini, kuota anggaran rumah subsidi sudah habis. Sehingga pertama kali nya dalam sejarah
pembiayaan rumah subsidi agenda sejuta rumah mengalami stuck.
Menurutnya dikala ini banyak proyek perumahan subsidi yang tak terang nasibnya. Rumah sudah dibangun namun tidak bisa komitmen karena belum adanya kejelasan terkait aksesori kuota FLPP.
Eman khawatir kalau tidak ada aksesori kuota maka rumah subsidi yang tak terang nasibnya justru memperlihatkan dampak negatif. Pengembang tak bisa membayar kredit pembangunan ke bank dan efeknya kredit bermasalah perbankan akan meningkat.
Simak Video "Tol Layang Jakarta-Cikampek Bisa Dipakai Mulai 20 Desember 2019"
[Gambas:Video 20detik]
Sumber detik.com