Dicari Partner Bisnis di Sukabumi Info 0852 8533 5977

Kesaksian Warga Soal Maut Balita Korban Kekerasan Keluarga Angkat

Kesaksian Warga Soal Kematian Balita Korban Kekerasan Keluarga AngkatSR akal-akalan berduka atas kemarian NP/Foto: Istimewa

Sukabumi -Kekerasan seksual sampai penganiayaan fisik kerap dialami balita wanita inisial NP (5). Balita malang itu tewas di tangan ibu dan dua abang angkatnya.

Menjelang kematiannya, NP diperkosa bergantian oleh abang angkatnya yang berusia 16 dan 14 tahun. Biadabnya dikala SR (36), ibu angkat korban, memergokinya, ia malah memukuli dan mencekik leher korban.

Baca Juga

Aksi mengerikan itu terjadi di Kampung Bojongloa, Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi. Warga setempat mengaku kaget dengan bencana itu. Meskipun sebelumnya mereka mengetahui balita NP kerap dijadikan target kekerasan SR.

"Anak angkatnya itu sering mengeluh sakit, pernah ada luka di mata. Warga nanya ke beliau dijawab ditendang sama keluarga angkatnya. Sempat dilaporin, pernah bikin surat perjanjian di polsek soal penganiayaan alasannya yaitu si anak pernah meninggalkan rumah," kata Edi Supriyadi ketua RT setempat kepada detikcom, Kamis (26/9/2019).

Kontrakan SR berada di pemukiman padat penduduk, bab depan yaitu jalanan kampung sementara sebelah kiri kontrakan cat biru telur asin itu berdekatan dengan rumah warga. Di bab belakang rumah terdapat lahan kosong dan jalan setapak yang eksklusif menuju pemikiran Sungai Cimandiri.

Kondisi rumah itu masih dipasangi garis polisi melintang di bab depan dan belakang rumah kontrakan. Karena posisi rumah kontrakan itu berdekatan, warga kerap mendengar teriakan korban ketika dianiaya oleh SR. "Warga sering lapor, jikalau rumah saya sendiri kan jauh," imbuh Edi.

Warga mengaku sering mendengar kemarahan SR kepada korban, namun mereka tidak berani melerai alasannya yaitu sifat SR yang dikenal pemarah.

"Kadang suka terdengar beliau marah-marah, kemudian (korban) dipukul. Warga juga mau bagaimana, kita juga takut alasannya yaitu beliau (SR) dikenal galak. Anaknya juga pernah disetrika di bab kakinya," kata wanita berinisial PT tetangga kontrakan SR.

Menurut PT, SR dulunya berjualan kudapan dan berkeliling kampung sementara suaminya Dayat kerja serabutan. Namun alasannya yaitu mengeluh sering rugi SR alhasil menghentikan aktivitasnya itu.

"Dulu sering jualan, sekarang-sekarang sudah enggak. Kebanyakan acara di rumah, kita hanya tahu itu. Ada anak-anaknya juga dua masih sekolah Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas mereka bergaulnya di luaran kampung sini," lanjutnya.

Sementara itu, perkara SR dilimpahkan ke Polres Sukabumi Kota alasannya yaitu lokasi wilayah aturan berada di Kota Sukabumi. Ketiga pelaku diamankan dan di cek kejiwaannya di RSUD R Syamsudin SH.

"Sudah dilimpah ke kita, dua pelaku tidak kita tahan karema usianya di bawah umur. Namun tetap dalam pengawasan untuk kepentingan penyidikan, hasil tes kejiwaan mungkin gres hari ini sanggup diumumkan hasilnya," kata Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Maulana di ruang kerjanya.

Hasil kejiwaan dilakukan untuk mengusut penyimpangan seksual yang terjadi antara Ibu dan dua anak kandungnya. "Kita periksa soal inses atau kekerabatan tubuh sedarah yang juga terungkap di balik bencana ini," tandas Maulana.



Sumber detik.com

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel